Postingan

seni

Rupa sendratasik

Gambar
  Empat Macam Seni Seni merupakan bagian dari hidup manusia, Sebagian besar dari kita pasti pernah mendengar tentang seni, bahkan mungkin kamu merupakan salah satu pelaku seni itu sendiri. Namun sebenarnya apa sih seni itu? Gampangnya, seni itu adalah ekspresi yang memiliki unsur keindahan atau unsur estetik yang dituangkan menjadi suatu bentuk karya yang dapat dinikmati oleh kelima panca indera. Lebih jelasnya, kamu bisa membaca ulasan berikut ini: Seni pada awalnya berasal dari bahasa sansekerta, dari kata sani yang berarti ‘pemujaan, persembahan dan pelayanan’. Kata-kata tersebut memiliki kaitan yang cukup erat dengan upacara keagamaan yang biasa disebut dengan ‘kesenian’. Padmapusphita berpendapat kalau seni itu asalnya dari bahasa Belanda, yaitu dari kata ‘genie’ yang dalam bahasa latin artinya ‘genius’, bisa dibilang seni adalah kemampuan yang didapat sejak lahir. Namun di Eropa, seni disebut dengan ‘art’ yang dapat diartikan sebagai arti

STRUKTUR DRAMATIK

  Struktur Dramatik Naskah Jam Dinding yang Berdetak Karya Nano Riantiarno Plot atau alur merupakan kerangka penceritaan yang mengubah halannya cerita. Plot dapat menjadi mediapengantar menuju pemahaman terhadap peristiwa – peristiwa yang terjadi dalam sebuah drama. ( Abdillah Autar, 2008 : 31 )        Menurut Yapi Tambayong, plot adalah sebuah jalan cerita yang pengarang sampaikan untuk memperjelas secara kompleks dalam penyajiannya terhadap bentuk suatu naskah. Terdapat pembagian plot dalam drama yang masing – masing memiliki perbedaan dan sesuai denga kebutuhan naskah, antara lain sirkuler, linier, episodik. Seperi apa yang dijelaskan penulis diatas, bahwa plot harus sesuai dengan kebutuhan dan kebutuhan naskah drama realis adalah menggunakan plot linier maka naskah ini menggunakan plot linier yaitu cerita bergerak secara berurutan dari A sampai Z atau dalam satu runtutan waktu yang sama.        Naskah Jam Dinding Yang Berdetak ini menggunakan alur yang diteorikan oleh ar

naskah monolog putu wijaya

Gambar
BOM (KALAU BOLEH MEMILIH LAGI) Karya Putu Wijaya Waktu aku bangun, di sampingku ada bom. Menyangka itu sisa-sisa dari mimpi, aku acuh-tak-acuh saja. Aku tangkap saja dan memeluknya seperti guling. Tidurku berkelanjutan lagi untuk beberapa jam. Tatkala aku bangun terlambat esoknya, bom itu hampir saja menindih kepalaku. Sekarang aku tercengang. Aku belum pernah meraba sebuah bom. Di dalam bisokop bom tidak pernah menjadi terlalu penting. Yang penting adalah akibat-akibatnya. Sekarang aku terpaksa mengerti bahwa bom tidak sesederhana yang disampaikan oleh seorang juru kamera atau seorang sutradara film. Bom adalah sesuatu yang keras, dingin, penuh dengan seluk-beluk dan menimbulkan keruwetan tentang: apa yang harus diperbuat dengan sebuah bom. Aku hanya tidur seorang diri. Istriku telah berangkat ke pasar. Sedangkan anak-anak pada jam sembilan seperti ini, sudah pasti semuanya berada dalam kelas. Aku terpaksa menghadapi bom itu sendirian. Pembantu dalam rumah tentu tidak bisa